Gaya Hidup Sultan, Tabungan Nol Rupiah

Jeffrie Gerry
2

 


Gaya Hidup Sultan, Tabungan Nol Rupiah

Daftar Isi

  1. Pendahuluan

  2. Refleksi Pribadi Dut Lessot

  3. Kekonyolan yang Bikin Ngakak Sekaligus Mikir

  4. Latar Tempat, Situasi, dan Cuaca

  5. Keadaan Ekonomi Negara

  6. Studi Kasus

  7. Contoh Praktis

  8. Kesimpulan

  9. Penutup

  10. Ajakan Positif

  11. Evaluasi


Pendahuluan

Di sebuah galaksi bernama "Andro Blank Sax," pada planet "KereRaya" di negara "Konoha," gaya hidup sultan dengan tabungan nol rupiah bukanlah hal asing. Banyak orang merasa dirinya bangsawan, padahal dompetnya lebih tipis dari layar ponsel jadul. Artikel ini akan mengupas fenomena ini dengan refleksi satir dan ironi dari pengalaman Dut Lessot, seorang pria yang amat sangat ganteng (menurut dirinya sendiri), serta obrolan tak bermutu dengan kawan-kawan selevelnya.


Refleksi Pribadi Dut Lessot

Dut Lessot hidup dalam delusi bahwa dia adalah pria paling tampan sejagad. Dengan percaya diri tingkat dewa, dia yakin bahwa semua orang iri padanya. Sayangnya, rekeningnya kosong, dan satu-satunya asetnya adalah bayangan di kaca yang sering dia tatap penuh kekaguman.


Kekonyolan yang Bikin Ngakak Sekaligus Mikir

Kehidupan Dut Lessot tidak lengkap tanpa tiga kawannya yang sama-sama berada dalam realitas alternatif:

  1. Mas Gaya – Miskin tanpa gaya sultan. Untuk makan saja sering numpang di tetangga.

  2. Kabayan – Pemuda paling malas sejagat. Cita-citanya bukan bekerja, melainkan berharap ada gadis kaya jatuh cinta padanya.

  3. Gundul Kinclong – Pengangguran yang merasa pintar dan kaya, menunggu warisan dari leluhurnya yang katanya seorang raja pengemis.


Dialog Ironis dan Paradoks

(Di Pos Ronda Kampung, malam hari)

Dut Lessot: "Bro, gua mikir. Kayaknya dunia ini emang diciptakan buat orang-orang ganteng kayak gua. Pantas cewek-cewek susah dapetin pasangan sekelas gua."

Mas Gaya: "Betul itu! Sama kayak gua, semua orang iri karena gua gaya. Padahal, buat makan aja gua ngutang sama tetangga. Hahaha!"

Kabayan: "Ngomong-ngomong soal cewek, gua yakin suatu hari nanti ada putri konglomerat yang bakal jatuh hati sama gua. Cuma masalah waktu aja."

Gundul Kinclong: "Ngimpi lu, Yan! Tapi gua juga sih, percaya suatu saat nanti gua bakal kaya. Soalnya, katanya leluhur gua raja pengemis. Warisannya masih nyangkut di dunia astral. Tinggal nunggu transferan dari alam gaib."

Dut Lessot: "Bro, mindset tuh penting! Gua udah set dalam kepala gua kalau gua ini sultan. Itu langkah pertama buat sukses!"

Mas Gaya: "Iya, sama! Mindset sultan, realita rakyat jelata. Keren, kan?"

Kabayan: "Lagian kerja capek-capek buat apa? Kalau gua sukses nanti, gua bakal tidur sepanjang hari sambil mancing dan main burung."

Gundul Kinclong: "Betul, Yan! Kenapa harus kerja kalau bisa berharap ada orang lain yang kasih duit?"

(Suasana hening sebentar, lalu mereka semua tertawa)

Dut Lessot: "Eh tapi serius, lu pernah kepikiran nggak, kenapa banyak orang yang hidupnya biasa aja tapi tetap bisa tampil gaya?"

Mas Gaya: "Gampang! Kredit, cicilan, dan utang! Kita nggak perlu kaya buat kelihatan kaya!"

Kabayan: "Wah! Mindset sultan nih!"

Gundul Kinclong: "Kalau gua sih tinggal nunggu warisan. Pasti ada aja harta yang nyangkut di masa lalu, tinggal diklaim aja."

Dut Lessot: "Bro, gua bangga sama kalian. Kita ini orang-orang yang visioner."

Mas Gaya: "Betul! Yang penting kelihatan sukses, urusan isi rekening belakangan."




Keadaan Ekonomi Negara

Negara "Konoha" terkenal dengan konsep "gaya dulu, mikir belakangan." Banyak warganya memiliki HP terbaru, tapi isi dompetnya hanya tinggal struk ATM kosong. Fenomena "sultan dadakan" merajalela, dengan orang-orang yang lebih peduli update Instagram daripada isi rekening.

Di tengah hiruk-pikuk negara Konoha yang semakin kacau balau, hiduplah seorang presiden yang luar biasa... luar biasa sok tahu. Namanya PoloBoncel, seorang pria berbadan mungil, berkumis tipis seperti semut lagi diet, dan rambut yang selalu tertata rapi meski otaknya berantakan.

Negara Konoha sedang mengalami inflasi dan deflasi secara bersamaan. Harga beras melonjak ke langit seperti roket yang lupa rem, sementara harga jual produk lokal jatuh seperti sandal jepit yang putus di jalan. Rakyat menjerit, pengusaha bangkrut, dan tukang cilok hanya bisa berharap dagangannya tidak berubah jadi barang mewah.

Namun, di saat krisis ekonomi melanda, PoloBoncel tetap tenang. Dengan penuh percaya diri, dia berdiri di podium istana negara dan berkata dengan gaya khasnya:

"Oleh karena itu, saudara-saudara... karena saya pintar dan tahu gak jelas, yang jelas adalah tempe!"

Rakyat yang menonton di televisi hanya bisa saling berpandangan. "Maksudnya apa, ya?" tanya seorang petani yang sudah seminggu makan nasi tanpa lauk. "Gak tahu, yang jelas katanya tempe," jawab temannya, sambil mengais-ngais sisa bumbu di bungkus mie instan.

Di tengah kesulitan ekonomi ini, PoloBoncel justru asyik dengan hobinya yang unik: membeli mainan! Tidak tanggung-tanggung, dia menggelontorkan dana miliaran hanya untuk membeli mainan robot, mobil-mobilan, dan action figure yang jumlahnya sudah mencapai ukuran gunung kecil.

"Pak Presiden," kata penasihat ekonomi yang hampir pensiun dini karena stres, "kas negara kita semakin menipis, rakyat susah makan, inflasi menggila!"

Dengan santai PoloBoncel merogoh kantongnya dan mengeluarkan sebuah action figure Ultraman. "Lihat ini, keren kan?" katanya sambil tersenyum puas.

"Tapi Pak Presiden, ini bukan waktunya mainan!"

"Tidak boleh begitu, saudara-saudara! Saya membeli mainan ini demi investasi jangka panjang!"

"Investasi apa, Pak?"

PoloBoncel tersenyum, menepuk-nepuk pundak penasihatnya sambil berkata, "Karena saya pintar dan tahu gak jelas, yang jelas adalah tempe!"

Akhirnya, karena kebijakannya yang ajaib, rakyat pun mulai menjual barang-barang mereka ke tukang loak untuk bertahan hidup. Sementara itu, di kediaman presiden, gunungan mainan bekas bertambah tinggi setiap hari. Hingga suatu hari, seorang tukang loak datang ke istana dan melihat tumpukan mainan tersebut.

"Pak Presiden, kalau Bapak jual ini ke saya, saya bisa kasih harga lumayan buat kiloannya," kata tukang loak sambil menimbang-nimbang sebuah robot plastik.

PoloBoncel terdiam sejenak. Matanya berbinar-binar.

"Oleh karena itu, saudara-saudara... karena saya pintar dan tahu gak jelas, yang jelas adalah tempe!" katanya dengan bangga.

Dan begitulah, negara Konoha tetap terpuruk, rakyat tetap menderita, dan PoloBoncel... masih sibuk bermain-main dengan kebijakan ekonominya yang tak kalah absurd dari koleksi mainannya.


Studi Kasus

Sebuah studi di "Konoha" menemukan bahwa 90% warga lebih memilih gaya hidup mewah palsu daripada menabung. Bahkan, ada yang rela ngutang demi membeli outfit branded hanya untuk dipakai sekali saat reuni sekolah, arisan,kumpul sama keluarga dan kumpul sama komunitas, biar terlihat "keren " dapat pujian... padahal hati menjerit perut melilit karena gak punya makanan dan hutang menumpuk, setiap bulan pindah-pindah dari kontakan satu ke kontrakan lainnya menghindari pembayaran... ,harta gak punya cuma rice cooker dan 1 piring kaleng serta gelas plastik dan sebuah kasur, pakaianpun cuma 3 lembar di tumpuk saja di kasur... tapi kalau gaya dan ngutang selangit...Jual tampang biar kalau ngutang dikasi tapi gak pernah bayar dengan jalan pindah kontrakan tiap bulan, kalau ditagih kontrakan dan utang makan warung , sebelum jatuh tempo kabur dengan jalan pindah kontrakan.


Contoh Praktis

Untuk menyesuaikan realita dengan gaya hidup sultan, berikut tips:

  • Pinjam uang dari teman, lalu belagak dermawan.

  • Pakai outfit mahal hasil kredit, lalu pasang foto di Instagram dengan caption "Lowkey rich."

  • Pastikan selalu tampil di acara sosial biar dikira sukses.


Kesimpulan

Gaya hidup sultan dengan tabungan nol rupiah adalah fenomena nyata. Banyak yang hidup dalam ilusi kemewahan tanpa sadar bahwa di akhir bulan, mie instan adalah sahabat sejati.


Penutup

Realitas sering kali bertolak belakang dengan ambisi dan ekspektasi. Mimpi besar boleh, tapi kalau cuma berkhayal tanpa usaha, ya hasilnya nihil.


Ajakan Positif

Apakah Anda merasa relatable dengan kisah ini? Atau punya pengalaman lucu serupa? Yuk, bagikan di komentar!


Evaluasi

  • Apakah Anda pernah merasa "sultan" padahal saldo hanya cukup untuk beli gorengan?

  • Apa pelajaran yang bisa diambil dari artikel ini?

Gaya hidup sultan dengan tabungan nol rupiah adalah realita yang lucu sekaligus menyedihkan. Jangan sampai Anda jadi bagian dari mereka!

Post a Comment

2Comments

💬 Berpikirlah Sebelum Mengetik
Komentar bukan sekadar suara—ia adalah pantulan isi kepala.
Kami menyambut diskusi tajam dan santun, bukan umpatan atau basa-basi.
Tulis komentar Anda dengan nalar, bukan hanya emosi.

📝 Komentar yang relevan akan ditampilkan.
🚫 Spam, iklan terselubung, dan komentar copy-paste akan dibuang tanpa ampun.

📣 Sukai? Bagikan!
Jika artikel ini membuat Anda berpikir ulang, tertawa getir, atau merasa terusik dengan elegan,
sebarkanlah—biarkan lebih banyak orang mencerna sesuatu yang lebih dari sekadar berita pagi.

🌐 "Karena kebenaran kadang perlu dibagikan... bahkan lewat tautan."

  1. Hmm.... cerita presiden poloboncel dan koleksi mainannya mengingatkan saya pada seseorang yang "Absurd"

    ReplyDelete
Post a Comment